Tuesday, August 28, 2018

Runutan sejarah tanah toleran...


Toleransi menjadi senjata utama untuk menyatukan nusantara yang terdiri dari banyak kelompok etnis dengan berbagai adat istiadat.

Di History of Java Museum Yogyakarta, Anda dapat melihat bukti, bagaimana sejak zaman kuno, nenek moyang bangsa Indonesia telah berhasil meletakkan dasar toleransi ini untuk menjadi penjaga persatuan nasional.

Mereka yang pertama kali memperkenalkan budaya India di Indonesia adalah brahmana, biarawan dan imam dari berbagai sekte di India, mengikuti rute perdagangan maritim.

Kebudayaan India diterima dengan senang hati. Adapun pengaruh agama, hanya ada satu sekte agama India yang tidak ditemukan di Jawa, Bali atau di tempat lain di nusantara, yaitu Jainisme.
Meskipun mereka memiliki pengetahuan luas tentang apa yang disajikan oleh India, ini tidak berarti bahwa orang Jawa menerapkan pengetahuan mereka dengan cara yang sama seperti orang Indian, atau bahkan menerapkan semuanya. Tradisi Jawa juga mencakup banyak ajaran dan cara pemujaan yang seluruhnya terdiri dari unsur-unsur India, tetapi memiliki napas yang sedikit berbeda.



Ajaran Buddha tiba di nusantara cukup awal dan banyak informasi tentang ini yang kita peroleh dari sumber-sumber Cina. Termasuk informasi bahwa pada abad ke-5 telah ada umat Buddha di Jawa.
Sekitar abad 7 hingga 9, bahkan dapat dikatakan bahwa daerah Sumatera dan Jawa adalah "Metropolitan" untuk agama Buddha, khususnya di wilayah Sriwijaya.

Di pulau Jawa, bentuk agama Buddha yang paling banyak dianut adalah kombinasi Mahayana dan Vajrayana.

Candi Borobudur menunjukkan adegan yang terkandung dalam sejumlah teks dalam bahasa Sansekerta yang bernafas atau merupakan dasar pemahaman Mahayana. Mereka adalah Mahakarmawi-bhangga, Lalitawistara, Diwyawadana, dan Gandawyuha.

Sikap toleran dalam agama berdampak pada aplikasi agama di Jawa, yang dikenal di era Majapahit, yang dikenal dengan ajaran yang disebut Siwa-Buddha, dapat dilihat dalam beberapa naskah seperti Kakawin Sutasoma dan kakawin Arjunawijaya. Agama Siwa-Buddha ini adalah sinkretisme Hinduisme dan Budhisme di Indonesia.



Melihat kenyataan ini, tidak ada salahnya jika kita meluangkan waktu untuk mengunjungi History of Java Museum di Bantul, Yogyakarta, sehingga nantinya kita dapat menanamkan rasa toleransi dan menghargai perbedaan dan berusaha menyatukan dalam nama kemanusiaan.